GERHANA MATAHARI TOTAL akan melintasi 12 Provinsi di Indonesia
Peneliti, masyarakat, turis, dan pemerintah mulai bersiap menyambut Gerhana Matahari total, 9 Maret 2016. Gerhana Matahari adalah fenomena langka yang jadi buruan manusia sejak dulu. Kali ini istimewa karena wilayah daratan yang dilalui gerhana total hanya Indonesia.
Peneliti, masyarakat, turis, dan pemerintah mulai bersiap menyambut Gerhana Matahari total, 9 Maret 2016. Gerhana Matahari adalah fenomena langka yang jadi buruan manusia sejak dulu. Kali ini istimewa karena wilayah daratan yang dilalui gerhana total hanya Indonesia.
Jalur totalitas gerhana membentang dari Samudra India hingga utara Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Jalur gerhana itu selebar 155-160 kilometer dan terentang sejauh 1.200-1.300 kilometer, yang kali ini melintasi 12 provinsi di Indonesia.
Provinsi-provinsi itu adalah Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung. Selain itu, semua provinsi di Kalimantan (kecuali Kalimantan Utara), Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara juga dilintasi. Namun, tidak semua daerah di provinsi itu dilintasi jalur totalitas gerhana.
inilah tempat dan tahun yg pernah terjadi Gerhana matahari
inilah tempat dan tahun yg pernah terjadi Gerhana matahari
Gerhana matahari 15 Juni 763 SM
Gerhana matahari total terjadi di wilayah Timur Tengah dan dapat diamati sebagai gerhana matahari parsial di daerah Babilonia dan Asiria terjadi pada tanggal 15 Juni 763 SM mulai pukul 09:25 waktu setempat; pada pukul 10:48 sampai 10:52 selama 5 menit 3 detik, mencapai kegelapan maksimal (Penutupan 0,882); berakhir pukul 12:18, pada koordinat 38° 9′ Utara, 54° 3′ Timur.[5]
Penetapan gerhana matahari yang disebut di daftar Eponim Asyur itu jatuh sekitar tahun 763 SM menurut Professor Hermann Hunger, pakar lempengan tablet tulisan paku (kuneiform) Babilonia dan Asiria, diperkuat oleh pengamatan astronomi lain dalam periode yang sama.[6] Terjemahan Inggris dari diskusinya dapat dilihat di situs ini
Teori bantahan
Muncul bantahan bahwa tanggal 15 Juni 763 SM tidak konsisten dengan kalender Babilonia, karena orang Babilon dianggap tidak pernah memulai tahun baru sebelum vernal equinox, sedangkan Simanu adalah bulan ke-3 dalam penanggalan tahun Babilon. Anggapan ini dibantah kembali dengan pandangan baru bahwa awal tahun Babilon tidak ditentukan dengan mengamati equinox, melainkan mengamati konstelasi bintang tertentu.[7] Dalam artikelnya yang terbit pada tahun 2000 Manuel Gerber menemukan bahwa dari 101 tanggal tahun baru antara 748 dan 539 SM, perhitungan itu bergeser, yaitu pada abad ke-8 SM lebih sering mulai 2 minggu sebelum vernal equinox, tetapi pada zaman pemerintahan Nabopolassar (625-605 SM) ada pergeseran menjadi 10 hari setelah equinox, meskipun di antaranya ada sejumlah tahun yang dimulai sebelum equinox. Gerber menyimpulkan:
- "Dapat diringkas, situasi di Babilonia sebelum bagian ketiga terakhir abad ke-8 SM nampaknya sesuai dengan pernyataan di MUL.APIN (Hunger dan Pingree 1989) bahwa vernal equinox jatuh pada tanggal 15 Nisan. Mungkin sekitar tahun 730 awal tahun Babilonia bergeser sekitar dua minggu ke depan dibandingkan dengan tahun matahari, sehingga rata-rata Tahun Baru jatuh sesaat sebelum vernal equinox. Ini benar untuk seluruh abad ke-7. Hanya sekitar tahun 600 terjadi pergeseran kedua, yang menggeser rata-rata tahun baru menjadi 2 minggu setelah vernal equinox (gambar 4B)."[8]
Gerhana matahari 24 Juni 791 SM
Gerhana matahari parsial terlihat di kota Ninewe dengan magnitude 0,737 pada tanggal 24 Juni 791 SM.[9] Pemandangan gerhana tersebut rupanya memukau karena terjadi pada saat menjelang terbenamnya matahari. Gerhana matahari tahun 763 SM mencapai maksimum pada pagi hari, beberapa saat setelah matahari terbit, sehingga nampak seperti penundaan permulaan hari, sedangkan gerhana tahun 791 SM, titik maksimumnya adalah saat matahari sudah terbenam, sehingga tentunya menimbulkan kekuatiran semalaman apakah matahari akan terbit lagi esok harinya, dan ini mengakibatkan peristiwa tersebut dikenang lama oleh penduduk zaman itu. Gerhana sebagian juga dianggap lebih cocok untuk dirujuk dengan istilah "matahari melengkung" seperti pada catatan Daftar Eponim Asyur.
Artikel ini dikutip dari kompas news dan Wikipedia
Artikel ini dikutip dari kompas news dan Wikipedia